Pilih Sewa Rumah atau Kredit Rumah?

Apa rasanya menikah sudah belasan tahun tapi belum punya rumah? Sini aku ceritain!

Dulu aku punya temen cowok yang baik, sayang persahabatan kami gak berlangsung lama. Mungkin hanya satu atau dua tahun, karena dia harus ikut orang tuanya pindah rumah. Kemudian kami bertemu lagi, ia tinggal di lokasi yang agak jauh. Tak lama, ia benar-benar hilang, karena orang tuanya pindah rumah lagi.

Waktu itu dalam benakku, enak ya jadi Riko. Pindah-pindah terus, jadi gak bosen dengan kawan yang itu-itu aja dan bebas pilih rumah.

sewa rumah atau kredit rumah

Belasan Tahun Tanpa Rumah Pribadi

Dan sekarang, taulah aku apa yang dirasakan orang tua Riko dulu. Kira-kira setahun setelah menikah, aku dan suami memutuskan keluar dari rumah orang tua. Kami menyewa sebuah rumah dengan satu kamar tidur.

Dua tahun kemudian kembali ke rumah orang tua, tinggal bersebelahan. Satu rumah beda dapur. Beberapa tahun kemudian sewa rumah lagi, lalu pindah kontrakan, dan begitu terus hingga sekarang sejak 2009.

Sedih? Jujur untuk awal-awal iya. Tapi setelah melihat banyaknya contoh yang Allah perlihatkan “tepat di depan mata”, sepertinya menyewa rumah nggak jelek-jelek amat. Masih ada sisi positifnya dibanding memaksakan diri membeli rumah.

Ngontrak atau Ambil KPR?

Bukan tidak pernah mencoba atau tak mau berusaha sama sekali untuk punya rumah. Aku pernah sampai pada tahap menjelang akad untuk rumah subsidi di lokasi komersial (artinya nggak murah dan gak mahal). Diajukan ke bank syariah tanpa kendala BI checking. Tapi kemudian kami batalkan karena banyak pertimbangan. Booking fee yang nominalnya (bagiku) cukup besar pun hangus.

Aku nggak bilang pilihanku adalah yang terbaik. Setiap orang punya pertimbangan sendiri. Dan gak perlu juga kuumbar kan, apa yang membuat aku dan suami memilih mundur. Sekadar cerita nih, untuk gambaran bagi siapa saja yang tersesat ke artikel ini.

Seorang teman mengeluh, ia merasa tak sudah sudah membayar angsuran rumah. Padahal waktu sudah berjalan bertahun-tahun, dan masih ada bertahun-tahun utang di depan lagi yang harus dijalani. Padahal pendapatan suaminya tetap, dan ia punya “jaminan” sertifikasi pula. Apa kabar aku dan suami yang kata orang rezekinya “rezeki harimau”? Kadang dapat kerbau kadang kelaparan—hiperbola.

Dua orang kenalanku, sudah punya rumah dan mobil. Tapi ketika usaha mereka roboh pascapandemi, mobil terpaksa dilepas, dan rumah pun dijual murah. Nah, inilah kesempatanku suatu saat nanti. Siapa tau ketika tabungan kami cukup, ada orang yang dengan sukarela menjual rumahnya dengan harga sangat murah.

Artinya, tidak seperti dugaanku selama ini. Nilai properti ternyata nggak selalu naik. Nah, biar fair, berikut gambaran kalau kita pilih beli rumah atau menyewa saja.

Membeli Rumah

Kalau memang punya kemampuan, beli rumah sendiri sudah pasti jadi pilihan terbaik. Entah itu beli baru, bekas, atau beli tanah lalu bangun sendiri. Sementara kalau tabungan masih dua digit ke bawah, berarti untuk memiliki rumah harus dengan pilihan kredit.

Kelebihan Kredit Rumah

  • Setelah bertahun-tahun membayar, akhirnya rumah jadi milik sendiri.
  • Bebas merenovasi sesuai keinginan (setelah akad).
  • Mudah membaur dengan masyarakat, karena sama-sama tau, bakal jadi warga setempat.

Kelemahan Kredit Rumah

  • Bertahun-tahun, bahkan bisa puluhan tahun berutang.
  • Kadang harus tambah utang untuk merenovasi rumah, karena rumah KPR umumnya berkualitas rendah.
  • Harus terima keadaan kalau ternyata lingkungan kurang sesuai dengan harapan.

Karena tau kelemahannya, harusnya kita bisa meminimalisir kalau memang harus kredit rumah. Misalnya untuk utang, kita cek baik-baik kemampuan finansial suami-istri. Bukan nakut-nakutin nih, utang bertahun-tahun itu berat. Daripada keburu gagal bayar, lebih baik kamu baca dulu di sini, apa yang terjadi kalau bulananmu macet.

Untuk mengukur kemampuan, kamu bisa manfaatkan simulasi kredit di Kalkulator Hipotek. Tinggal masukkan harga rumah, uang muka, bunga, dan tenor pada kolom yang tersedia. Kemudian klik Calculate, maka berbagai nominal akan muncul di samping. Dari angsuran bulanan, bunga utang, hingga total biaya yang kamu keluarkan. 

Disclaimer ya, aku gak nyaranin pakai pinjaman berbunga, tapi ke bank syariah sekalipun—berdasarkan pengalamanku—angkanya gak jauh-jauh dari itu. Jadi kalkulator ini tetap relevan kalaupun kamu mengajukan KPR ke bank syariah. 

ngontrak rumah vs kpr

Satuan kalkulatornya Pound sterling, tinggal kamu konversi dengan Rupiah kita. Atau kalau ada rencana beli properti di Inggris, ya gak perlu ubah satuan. Ehm! Btw kalkulator ini gratis tis, bahkan kamu gak bakal diganggu iklan saat proses hitung-hitung.

Dengan mengetahui besaran angsuran yang mampu kamu tanggung, berarti kamu tau rumah dengan rentang harga berapa yang bisa kamu miliki dalam waktu dekat. Kalkulator Hipotek/Mortgage Calculator juga menyediakan berbagai fitur lain seputar keuangan dan hipotek.

Menyewa Rumah

Aku punya kenalan lain yang secara finansial mampu, tapi memilih tak punya rumah. Alasannya unik: gampang bosan. Suami-istri kenalanku ini mampu membeli mobil mewah secara cash. Tapi untuk rumah, mereka memang sengaja ngontrak sana sini sekalian dengan perabotannya. Tapi mereka bukan panutan kita. Beda nasib, hehe.

Kelebihan Sewa Rumah

  • Biaya sewa lebih terjangkau, tak perlu utang.
  • Jika bosan atau tak nyaman dengan lingkungan sekitar, tinggal pindah.
  • Tak perlu bayar PBB dan merenovasi rumah.

Kelemahan Sewa Rumah

  • Dianggap tidak mampu. Ya emang, wkwk.
  • Sulit membaur dengan warga, karena ah, besok juga pindah!
  • Sangat repot dan melelahkan saat pindah ke kontrakan baru.
  • Sulit mengurus administrasi karena alamat tidak tetap.

Meski lebih banyak kelemahan dibanding kelebihan, tapi poin utang bagiku adalah pemenang sebenarnya. Asli Gengs, hidup berutang itu gak enak. Menurutku!

Oh ya, pilihan tetap mengontrak setelah belasan tahun menikah ini bukan semata kami ambil berdasarkan pemikiran sendiri. Ada masukan dari teman-teman yang sudah berpengalaman ambil KPR dan teman-teman yang masih mengontrak juga, yang kemudian di-mix dengan melihat kemampuan kami sendiri.

Alhamdulillah sejauh ini keadaan kami baik-baik saja. Masih bisa menyekolahkan anak, bayar tagihan PLN, PDAM, wifi, ..., makan sehari-hari insyaallah aman. Kulineran rajin, belanja bulanan alhamdulillah lancar. Tapi nyaris nggak punya aset apa-apa, kecuali kendaraan dan sepetak tanah di tempat yang saat ini belum ramai—makanya belum dibangun rumah. Plus belum ada duitnya!

2 comments

  1. Semoga tanahnya bisa segera dibangun rumah yaa..iya KPR tuh enaknya bisa menempati rumah tanpa repot pindah-pindah lagi. Memang agak berat di cicilan per bulan jadi kudu ngirit. Alhamdulillah KPR ku lunas bulan ini lega sudah ngga ada tanggungan..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aamiin. Alhamdulillah, ikut senang, Mbak ...

      Delete