Di era serbacepat dan penuh distraksi, membaca buku fiksi sering dianggap gak produktif. Banyak yang mengira fiksi itu cuma hiburan, padahal membaca karya fiksi punya efek yang baik untuk perkembangan emosional, sosial, maupun mental seseorang. Berikut manfaat membaca fiksi yang kuhimpun dari berbagai sumber.
5 Manfaat Membaca Karya Fiksi
1. Membaca Fiksi Meningkatkan Empati dan Kepedulian Sosial
Salah satu manfaat membaca fiksi yang paling kuat adalah kemampuan untuk meningkatkan empati. Saat membaca novel atau cerpen, kita diajak masuk ke dalam dunia batin tokoh-tokohnya. Kita ikut merasa kehilangan, ketidakadilan, atau harapan yang mereka alami.
Menurut jurnal Science (2013), membaca fiksi literatur (bukan hanya cerita populer) dapat meningkatkan theory of mind, yaitu kemampuan memahami emosi dan perspektif orang lain. Ini membuktikan bahwa fiksi adalah latihan empati yang ampuh dan manusiawi.
Fiksi bukan sekadar cerita, tapi jendela untuk memahami hidup orang lain yang sangat berbeda dari kita.
2. Membaca Fiksi Memicu Imajinasi dan Kreativitas
Buku fiksi adalah sumber bahan bakar imajinasi. Misalnya, saat membaca deskripsi seperti langit berwarna jingga pekat bagai terpanggang matahari, otak kita secara aktif membentuk gambar dan suasana tsb di kepala.
Yang begini penting bukan hanya untuk penulis atau seniman, tapi siapa pun yang bekerja di bidang kreatif, teknologi, pendidikan, bahkan bisnis.
Anak-anak yang biasa membaca atau dibacakan buku cerita cenderung lebih inovatif, nggak mudah panik, dan mampu melihat solusi dari sudut pandang unik. Bagi orang dewasa, membaca fiksi bisa menjadi pelepas ketegangan pikiran.
3. Fiksi Sebagai Ruang Aman untuk Memproses Emosi
Pernah nggak, kamu nangis atau merasa "kena banget" waktu baca cerita fiksi? Itu karena fiksi berperan sebagai ruang refleksi emosional.
Dalam cerita, kita sering menemukan cerminan dari diri sendiri—entah itu luka masa lalu, ketakutan tersembunyi, atau harapan yang belum padam. Dan karena tidak ada tekanan sosial saat membaca, kita lebih bebas mengakses dan memproses emosi tersebut.
Dalam psikologi, teknik ini dikenal sebagai bibliotherapy, terapi yang menggunakan cerita sebagai sarana penyembuhan jiwa. Terapi ini banyak digunakan untuk pasien yang mengalami stres dan atau trauma.
Jadi, membaca fiksi adalah bentuk perawatan diri (self-care) yang sehat, murah, dan efektif. Ya, kan?
4. Fiksi Membantu Mengurangi Stres dan Meningkatkan Kesehatan Mental
Menurut penelitian dari University of Sussex (2009), membaca fiksi selama 6 menit bisa mengurangi stres hingga 68%, lebih ampuh daripada mendengarkan musik atau berjalan kaki.
Kok bisa? Karena saat membaca fiksi, kita larut ke dunia lain dan “istirahat” sejenak dari tekanan hidup sehari-hari. Kita bisa menjadi siapa saja: Penyihir, detektif, petualang, atau anak kecil yang sedang belajar arti hidup.
Berbeda banget dengan medsos yang sering memicu perbandingan sosial, membaca fiksi menenangkan pikiran dan memulihkan jiwa.
Menurut aku pribadi, supaya membaca buku terasa lebih nikmat, pastikan bukunya sesuai mood. Kalau di awal sudah gak enak, skip aja. Ganti buku lain. Kalau dipaksa, malah gak dapat manfaat mengurangi stresnya. Yang ada nambah!
5. Fiksi Membangun Koneksi Sosial yang Lebih Dalam
Fiksi nggak cuma memperdalam hubungan kita dengan diri sendiri, tetapi juga dengan orang lain. Ketika dua orang membicarakan buku yang sama, mereka berbagi pengalaman emosional yang sama kuatnya, walaupun dibaca sendiri-sendiri.
Cerita bisa jadi jembatan lintas budaya dan nilai. Membaca Gadis Kretek, misalnya, kita bukan hanya disuguhi sejarah rokok, tapi juga diajak menyelami konflik batin dan nilai-nilai moral. Atau To Kill a Mockingbird, yang membuka mata terhadap isu rasisme dan keadilan.
Menurut survei Goodreads, pembaca fiksi cenderung lebih aktif dalam komunitas sosial dibanding pembaca nonfiksi.
Membaca Fiksi Adalah Investasi Emosional dan Mental
Membaca karya fiksi bukan hanya soal “menikmati cerita”. Ia adalah bentuk investasi jangka panjang untuk empati, imajinasi, dan kesehatan mental. Di dunia yang terlalu bising dan cepat, fiksi adalah pelarian sunyi yang menenangkan.
Kamu gak perlu langsung menamatkan novel tebal (percuma kalau gak dinikmati). Satu cerpen utuh yang menarik, bisa jadi penyegar penat. Gak harus beli, kamu bisa pinjam di perpustakaan terdekat atau baca dari di iPusnas.
Ah, buku perpus banyak yang udah lama, Kak! Ya kalau mau yang baru, ke toko buku! Beli yang ori ya, jangan bajakan. Tapi yang namanya buku, mau baru mau lama, yang penting itu bagus!
No comments