Hari Ini Aku Ulang Tahun ke-8

menulis di kompasiana
19 Oktober 2011, 8 tahun lalu


Mana ada yang ketipu kalau pemilik blog ini usianya masih 8 tahun. Impossible! Jadi berapa? Silakan tebak, gak ada hadiahnya!

Tak terasa sudah 8 tahun aku di Kompasiana. Ya iyalah gak terasa, wong gak aktif. Buat akun tahun 2011, sampai sekarang baru punya 30-an artikel. Karena memang dulu itu buat akunnya dengan alasan yang absurd, tapi entah apa. Yang jelas belum begitu karuan mau ke mana. Wajar dong, kalau belum kepala tiga, kabarnya manusia memang belum dewasa, belum mantap.

Jadi clue itu, delapan tahun lalu usiaku belum 30. Jadi berapakah usiaku sekarang? Nggak ada hadiahnya.

Kompasiana Adalah …

Sebenarnya terlalu mengecilkan pembaca kalau kujelaskan apa itu Kompasiana. Tapi gak ada salahnya kuketik saja. Siapa tahu memang ada yang belum kenal, hitung-hitung menghemat kuota ybs. Daripada dia harus buka-buka Google atau Wikipedia lagi kan.

Kompasiana tadinya adalah blog untuk para jurnalis Kompas. Akibat tren jurnalisme warga yang mewabah di hampir seluruh dunia, Kompasiana kemudian bertransformasi menjadi blog terbuka untuk siapa saja.

Kompasiana secara resmi diluncurkan sebagai social blog pada tanggal 22 Oktober 2008. Waktu itu aku belum nikah. Jadi berapa usiaku? Jangan tanya hadiah.

Sekarang Kompasiana sudah berusia 11 tahun. Berarti waktu aku gabung dulu usianya masih 3 tahun, pantes kutinggal. Nggak ding! Waktu itu sibuk ngantor. Ciee, baca kata “ngantor” itu kesannya wah banget ya. Mau disebut nguli nanti malah terlalu kejam. Intinya kerjalah. Gaji biasa, kesibukan luar biasa. Tapi ilmunya juga banyak, Alhamdulillah.

Tahun 2016 aku resign dan kembali menjejaki dunia literasi. Di tahun ini aku sadar sepenuhnya bahwa passionku adalah menulis. Sudahlah, gak usah sok-sok ngomongin passion. Bilang aja nganggur!

menulis di kompasiana
amunisi terpenting saat nulis

Dalam tiga tahun menganggur ini aku kelayapan di dunia menulis online. Main di platform sana sini. Masyaallah, enak banget! Kerja dari rumah gak usah mikirin seragam, apalagi berangkat pagi pulang sore.

Tapi pas orang lelap sampai ngiler ngorok, aku masih sibuk mikirin berita viral apa yang bisa diolah. Dunia itu adil, Teman!

Sebab Sayang, Kami Balikan

Beberapa kali sempat CLBK dengan Kompasiana. Dan sepertinya di #11TahunKompasiana ini pengin balikan beneran. Sebab ternyata banyak hal yang bisa membuatku makin sayang pada platform satu ini.

Pertama, menulis di Kompasiana gak usah repot share ke medsos atau blog walking untuk meninggalkan jejak. Tinggal tulis aja, dan biarkan orang mampir. Masa sih di antara jutaan pengunjung semuanya tega mengabaikan artikelmu. Meski bersaing dengan ribuan artikel lain, insyaallah hampir pasti ada yang baca. Sedikit banyaknya tergantung tulisan kita menarik atau tidak. Lebih objektif daripada maksa-maksa penghuni WAG untuk mampir (yang kadang malah milih keluar grup).

Kedua, menurutku Kompasiana itu platform bergengsi. Sebab yang datang ke sana bukan orang gabut. Pantas kalau mereka membuat slogan #BeyondBlogging. Bukan sekadar menulis, bahkan banyak tulisan yang kubaca di sana juga bukan pelepasan unek-unek (walaupun itu bagus), tapi lebih kepada menyampaikan pemikiran.

Ketiga, dan ini yang paling hebat. Masih berkaitan dengan poin kedua, di Kompasiana nyaris tidak ada yang merundung (bully). Sepertinya para Kompasianer paham bahwa tulisan kita, sekadar komentar pun menunjukkan isi kepala (atau malah juga isi hati?)
Meskipun di platform lain aku terlatih betul dengan bullying. Hampir tiap hari disebut admin koplak, artikelnya jelek, bahkan difitnah sebagai om-om. Aku woles aja, emang sudah zamannya manusia kalah pintar sama robot. Wayahe.
Baca juga 👉 Peluang Bisnis Menulis di Internet
Ketiga hal di atas untuk saat ini membuatku memutuskan akan terus menambah artikel di Kompasiana. Anggaplah ini janji pada diri sendiri. Selain alasan di Kompasiana sekarang makin banyak event yang siapa tahu, bisa menambah saldo tabunganku.

Tapi serius kok, menulis di Kompasiana membuatku terus berlatih mengasah kemampuan. Rasanya seperti balik ke masa awal-awal berhasil menuntaskan tulisan. Dibaca banyak orang saja sudah senang, meski sekadar diberi nilai “bermanfaat”, “menarik”, atau lainnya. Apalagi kalau nanti bisa jadi headline. Halah, gak usah muluk-muluk. Dapat kiriman ke gopay aja lumayan. Sami mawon.  

3 comments

  1. Setuju nih, tulisan diKompasiana biasanya berisi dan renyah untuk dikunyah. Aku sendiri belum punya akun di Kompasiana, belum bisa mendua dengan blog sendiri. Meniga eh ding, sama kerjaan kantor. Haha, alasan.

    ReplyDelete
  2. aku pernah punya akun di kompasiana, niat banget untuk nulis, tapi ujung2nya belum menemukan ruh di sana dan kembali lagi ke blog pribdadi, wkwkw

    ReplyDelete
  3. Saya jadi berpikir-pikir untuk komentar, karena gak ada hadiahnya!

    Btw, saya pun punya akun Kompasiana, bahkan 2 akun, bikin lagi karena lupa passwordnya. Tapi sayangnya sampai sekarang tulisannya masih 1-2, mungkin harus rajin lagi ke depannya

    ReplyDelete