Ramadan atau Ramadhan, Mana yang Benar?

Tak lama lagi kita akan memasuki bulan Ramadan. Eh, yang benar Ramadan atau Ramadhan sih? Sebagai editor lepas yang sehari-hari gaul dengan KBBI dan PUEBI, inilah saatnya berbagi sedikit ilmu. Bukan sedikit ilmu, tapi ilmu yang sedikit!

Oke deh, biar kamu gak salah ketik lagi bulan depan, waktu mau kirim berbagai ucapan “hati tak sebening air” dan sebagainya, sebaiknya kamu simak ulasan berikut ini. 

ramadan atau ramadhan

Ramadan, Ramadhan, Romadhon, atau Ramazan?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata yang tepat untuk bulan puasa adalah Ramadan. Iya, Ramadan! Dengan R kapital, tanpa O dan H sama sekali.

Kenapa kita familier dengan kata ramadhan? Sebab dulu transliterasi Arab-Indonesia yang dipakai untuk huruf ΨΆ adalah “dh” (ada pula yang menggunakan “dl”). Uniknya, ada orang yang otomatis membaca “ra” dengan ro, ada yang tidak. Barangkali itulah yang membuat penulis kebingungan, ada yang pilih mengetik Ramadhan, Romadhon, Ramadlan, dst.

ramadan sesuai kbbi
Lalu kita pilih mana? Aku pribadi, untuk buku dan artikel tertentu tetap menggunakan kata baku sesuai KBBI atau Lema (Hah, apa lagi ini?) sebab kita kan menggunakan bahasa Indonesia. Kalau mengetik bahasa Inggris, ya ikut aturan bahasa Inggris. Gitu aja, gak usah repot-repot mikir!

Omong-omong soal transliterasi, masih ingat gak kasus kata insyaallah? Sempat beredar broadcast hoaks yang mencatut nama Zakir Naik perkara Insha Allah yang tidak boleh ditulis Insya Allah. Hal ini pernah dibahas oleh ahlinya di Twitter.

ramadan ramadhan ramazan

Masalahnya ada pada penggunaan “sy” untuk melatinkan huruf Ψ΄ dalam bahasa Indonesia, sedangkan bahasa Inggris menggunakan “sh”. Begitu pula dengan Ramadan, ketika kita bingung antara Ramadan atau Ramadhan, banyak pengguna bahasa Inggris yang menggunakan kata Ramazan.

Terus kenapa aku malah pakai kata insyaallah, bukannya Insya Allah atau Insha Allah? Karena dalam bahasa Indonesia, insyaallah merupakan satu kata yang padu (walaupun dalam bahasa Arab insyaallah terdiri dari insya dan Allah). Yang penting kan pelafazannya. Orang saja jelas-jelas ditulis fitnah, masih dibaca pitnah!

Penulisan Nama Bulan dan Hari Menurut PUEBI

Tadi sudah kusebutkan bahwa kata Ramadan menggunakan R kapital (huruf besar). Lalu bagaimana dengan nama bulan lainnya? Sama. Gunakan huruf kapital juga. Muharam, Rajab, Januari, Desember, dsb.

Tak hanya berlaku untuk nama bulan, penulisan nama hari pun menurut pedoman umum ejaan bahasa  Indonesia (PUEBI), juga menggunakan huruf kapital. Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, Minggu/Ahad. Jumat ya, bukan Jum’at.

KBBI dan Lema

Tadi juga ada menyebut Lema, apa lagi itu, Kakak? KBBI itu kan kamus, semua kata yang dikenal dalam bahasa Indonesia, ada di dalamnya. Yang baku maupun yang tidak, tapi nantinya akan diarahkan pada kata yang baku. Sedangkan Lema, … apa ya? Aku ini cuma orang yang suka nulis dan sok-sok cerewet soal EBI. Tapi gak ngerti ngerti amat.

Tepatnya kesulitan menjelaskan. Kalau mau copas, ya tinggal buka KBBI Daring atau Wikipedia, lalu salin definisinya di sini. Tapi nggaklah, kamu aja!

Intinya Lema itu seperti Merriam Webster, sedangkan KBBI itu seperti kamus bahasa yang biasa kita pakai waktu sekolah. 1 Miliar Kata Bahasa Inggris. Penyusun kamusnya yakin kamu gak bakal ngitung, kan! Tesaurus (tiba-tiba ingat!) nah, itu kata kuncinya.

Kalau kamu suka nulis, ini loh situs yang harus kamu kunjungi, supaya tulisanmu gak rusak rusak amat:
Apakah aku sendiri selalu menulis sesuai PUEBI? Coba kamu perhatikan kata dan kalimat dalam artikel ini. Kalau kurang kerjaan, cek saja seisi blog iluvtari. Niscaya kamu mendapati banyak kata tidak baku yang kugunakan. Nah, curang!

Pertama, ada kata baku yang kelewat aneh untuk dituruti. Misalnya istikamah, bahasa Indonesia dari istiqomah. Baku, tapi gak enak dibaca. Rida, kata baku untuk ridho. Rida Allah terletak pada rida orang tua. Gak enak gak sih?

Kata “gak” saja, tidak ada di KBBI. Enggak adalah kata baku untuk nggak. Anggaplah ini gaya selingkung yang kugunakan khusus untuk blog iluvtari. Penerbit saja boleh, masa aku gak boleh punya selingkung sendiri.

Kedua, kata tertentu lebih populer di pencarian Google daripada kata lainnya. Misalnya gadget, yang meski tidak baku, tapi lebih banyak dicari orang ketimbang gawai. HP lebih populer dari ponsel, dst. Tapi ini hanya berlaku di blog ya, Gengs! Untuk buku atau artikel cetak lainnya, tetap kukembalikan ke PUEBI. Kita kan orang Indonesia!  

Ayo, ucapkan terima kasih! Kamu jadi tau kan, bahwa penulisan yang tepat untuk bulan puasa adalah … ayo, apa tadi, Ramadan atau Ramadhan?

11 comments

  1. Nah setuju ... kita boleh dong ya punya selingkung sendiri hehe. Kalau untuk kata "Ramadan", saya masih menggunakan "Ramadhan" dengan penulisan miring.

    ReplyDelete
    Replies
    1. aku pake jurus yg sama kalo nulis istiqomah, ridho, ruqyah, dll yg serasa janggal kalo disesuaikan dg EBI

      Delete
  2. Setelah tau dan suka baca2 kata baku, aku mulai menulsi ramadan, salat dll. Memang sih kedengerannya ga enak apalagi ya rida dari ridho hihihi. Ya..sedikit2 aja lama2 terbiasa. TFS ya.

    ReplyDelete
  3. Terima kasih kakaaaaaa :D
    Ilmunya bermanfaat bangeett
    karena selama ini sering bingung mau pakai kata serapan yg mana wkwkw

    ReplyDelete
  4. Ya, sama aja dengan Sholat dan Salat, Ramadhan dan Ramadan juga begitu. Tapi memang kalau utk ngobrol ya sesuai dengan mana yg saling nyambung aja. Kalau salat mending sholat. Salat orang LN ga paham. Kalau ramadhan or ramadan sama aja orang LN paham. Tp romadhon mngkn ngga.

    ReplyDelete
  5. Setahuku di bahasa arab οΊ­ dibaca Ro, makanya banyam yang bacanya Romadhon. Misal radhiallah jadi Rodhialloh. Dan sejenisnya..

    Emang kalau dah bahas bahasa arab paling ribet eheheh... makanya di pondok ada ilmunya sendiri.. Nahfu Sorof..

    ReplyDelete
  6. Oh begitu ternyata ya
    Tapi ya memang balik ke penggunanya sih ya
    Lebih nyaman pakai yang mana

    ReplyDelete
  7. Sebagai orang yang bekerja sehari hari dalam menulis content, kata Ramadan emang terbiasa nulis dengan Romadhon dan sejenisnya. Cuma ya balik lagi kebutuhan saat nulisnya.

    ReplyDelete
  8. wah berarti aku masih sering salah nih. Aku pakainya seringnya Ramadhan. Kadang males buka KBBI, eh kok ya ternyata salah.

    ReplyDelete
  9. Betul kak karena pada dasarnya Ramadan itu adalah serapan dari kata Ramadhan..

    ReplyDelete
  10. Nggak haram kok menggunakan kata tidak baku di blog atau media personal lainnya. PUEBI sendiri mengakomodasi adanya bahasa percakapan (cak).

    Sepengalamanku, di penerbit buku pun PUEBI nggak saklek digunakan. Ada yang namanya gaya selingkung. Menurut PUEBI salat tapi kebanyakan penerbit buku Islam memilih menggunakan shalat. Dua-duanya bener. Yang salah adalah orang Islam yang tidak shalat tanpa uzur syari :D

    ReplyDelete