Cari di iluvtari

6 Perselingkuhan yang Sering Tidak Disadari Laki-Laki maupun Perempuan

Selama ini, kita menganggap selingkuh itu hanya yang berupa kontak fisik antara seseorang dengan orang lain di luar pasangannya. Namun, dunia psikologi modern menunjukkan bahwa pengkhianatan dalam hubungan memiliki spektrum yang jauh lebih luas. 

Banyak perilaku yang dianggap wajar padahal sebenarnya sudah masuk dalam kategori perselingkuhan. Memahami jenis-jenis perselingkuhan dalam artikel ini bukan dimaksudkan supaya kamu jadi curiga berlebihan, tapi untuk membangun kesadaran akan pentingnya menjaga integritas hubungan.

Jenis Perselingkuhan yang Sering Tidak Disadari

Jenis-Jenis Perselingkuhan yang Tidak Disadari

Langsung aja, ya, Gengs! Berikut adalah berbagai macam perselingkuhan yang sering tidak disangka tergolong pengkhianatan serius.
 

1. Perselingkuhan Emosional (Emotional Affair)

Perselingkuhan emosional sering banget jadi awal dari segala jenis perselingkuhan lain. Ini terjadi ketika seseorang membangun keintiman emosional yang mendalam dengan orang lain selain pasangan sahnya. 

Awalnya mungkin cuma ngobrol biasa, tapi pada titik tertentu mereka bakal berbagi rahasia, impian, dan keluh kesah. Itulah salah satu bentuk “langkah-langkah setan”. Bertahap!

  • Kita merasa lebih dipahami oleh orang tersebut daripada oleh pasangan sendiri.
  • Ada keinginan kuat untuk segera menceritakan berita (baik atau buruk) kepada orang “yang bikin nyaman” itu sebelum ke pasangan.
  • Kita mulai menyembunyikan percakapan atau frekuensi interaksi dengannya. Dari sini sebenarnya kita sudah tau “ada yang salah”, tapi pilih menikmatinya.

Menurut Dr. Shirley Glass, penulis buku Not "Just Friends", perselingkuhan emosional ditandai dengan adanya "tembok" yang dibangun antara kamu dan pasangan, sementara ada "jendela" yang dibuka lebar antara kamu dan orang ketiga.
 

2. Perselingkuhan Mikro (Micro-Cheating)

Micro-cheating adalah serangkaian tindakan kecil yang menunjukkan seseorang secara emosional atau fisik seperti gak punya pasangan, padahal aslinya sudah menikah. 

Bagus sih gak posting foto pasangan di medsos, tapi masa iya gak pernah cerita tentang sesuatu yang menunjukkan bahwa dirimu bukan jomlo. Gak penting gambarnya, tapi kisahnya.

Contoh perilaku micro-cheating:
  • Sengaja gak bilang bahwa kamu sudah punya pasangan waktu berkenalan dengan orang baru.
  • Menyimpan kontak orang yang disukai dengan nama samaran.
  • Rutin komentar dan atau "like" ke postingan seseorang.
  • Suka ngobrol yang “menjurus” (flirting) dengan alasan cuma bercanda. Aslinya gatel!
 

3. Perselingkuhan Digital dan Media Sosial

Di era teknologi, selingkuh itu gak harus pertemuan tatap muka. Perselingkuhan digital melibatkan penggunaan teknologi untuk memelihara hubungan romantis atau seksual yang gak pantas. Bentuknya bisa berupa:
  • Cybersex: Melakukan aktivitas seksual lewat teks, audio, atau video.
  • Aplikasi kencan: Menggunakan aplikasi semacam Tinder atau Bumble dengan alasan "cuma untuk lihat-lihat", sok penasaran kayak kuat iman.
  • Stalking: Menghabiskan waktu berjam-jam untuk memantau kehidupan mantan atau orang yang disukai, lalu membandingkan dengan pasangan.
 

4. Perselingkuhan Finansial (Financial Infidelity)

Kayaknya inilah jenis perselingkuhan yang paling jarang disadari sebagai "selingkuh", padahal dampaknya sangat besar terhadap stabilitas rumah tangga. Perselingkuhan finansial terjadi ketika seseorang dengan sengaja membohongi pasangannya perkara uang.

Tindakannya meliputi:
  • Punya rekening bank atau kartu kredit rahasia.
  • Menyembunyikan utang dalam jumlah besar.
  • Membeli barang mahal tanpa diskusi dan berbohong tentang harganya.
  • Memberi utangan dalam jumlah besar ke orang lain tanpa persetujuan pasangan.

Banyak pakar—bahkan juga penelitian, yang menyatakan bahwa ketidakjujuran finansial sering kali terasa sama menyakitkannya dengan perselingkuhan fisik. Cek sendiri deh ke Google, kepanjangan artikelnya kalau kupajang semua di sini.
 

5. Perselingkuhan Energi (Energy Infidelity)

Pernah gak kamu merasa selalu ceria dan penuh energi saat bersama teman atau rekan kerja, tapi langsung lesu waktu sampai di rumah? Ini bisa menjadi indikasi perselingkuhan energi.

Seseorang melakukan perselingkuhan energi ketika mereka secara konsisten memberikan "versi terbaik" dari diri mereka kepada orang lain dan hanya menyisakan "sisa-sisa" energi (rasa bosan, capek, dan amarah) untuk pasangan. 
 

6. Perselingkuhan Fantasi (Ideational Infidelity)

Perselingkuhan fantasi terjadi ketika seseorang secara sadar dan konsisten memelihara fantasi tentang hidup bersama orang lain (teman, bahkan orang asing) sebagai bentuk pelarian dari masalah rumah tangganya.

Alih-alih memperbaiki komunikasi dengan pasangan, pelaku justru "melarikan diri" ke dalam dunia imajinasi yang sempurna dengan orang lain. Kenapa ini berbahaya? Karena kita sedang menciptakan standar yang gak realistis, dan membuat kita makin jauh dari normalnya hubungan nyata.
 

Dampak Selingkuh yang Dianggap Bukan Selingkuh

Walau gak sampai zina fisik, jenis-jenis perselingkuhan di atas sering kali mengakibatkan hal berikut.
  • Gaslighting: Pelaku sering menuduh pasangannya terlalu sensitif atau "gila" ketika pasangan mencium ada sesuatu yang salah.
  • Kehilangan mawaddah: Karena energi dan emosi sudah tersalurkan di tempat lain, keintiman di rumah perlahan memudar.
  • Trauma: Korban akan kehilangan kepercayaan pada pasangannya, bahkan bisa mengakibatkan penurunan harga diri yang drastis. Ini baru pasangan loh, belum ke anaknya.

Memulihkan Rumah

Kalau kamu pernah/sedang melakukan hal-hal di atas, atau merasa diri sebagai korban, langkah-langkah berikut sangat disarankan oleh para pakar. Pakar, ya, bukan yang nulis artikel!

Radical Honesty 

Mengakui kesalahan tanpa mencari pembenaran. Jangan bilang, "Aku begini karena kamu kurang perhatian," tapi katakan "Aku salah, aku minta maaf."

Memutus Kontak

Akhiri segala bentuk hubungan dengan “subjek” perselingkuhan. Kalau sudah telanjur jauh, menyesal pun gak ada gunanya. Rumahmu sudah rusak!

Membangun Kembali Batasan

Diskusi lagi dengan pasangan, apa yang boleh dan gak boleh dilakukan dalam interaksi sosial. Ini bukan masalah yang … “ya sudahlah lupakan.” Jangan, ya! Nanti terulang lagi.

Bantuan Profesional

Menemui konselor pernikahan untuk menggali akar masalah dan menutup celah perselingkuhan. Ke ahli, ya, Gengs. Jangan asal curhat.
 
Selingkuh gak cuma soal tidur dengan siapa, tapi lebih ke pelanggaran terhadap kesepakatan eksklusivitas yang bahkan disahkan oleh agama. Bukan sekadar bapakmu ngasih tanggung jawab ke orang lain, tapi Allah mengamanahkan kita sebuah kehidupan baru: keluarga.

Entah itu chat rahasia, transaksi diam-diam, nganyal gaje, dsb, kamu sudah mengkhianati komitmen dan tidak jujur pada orang terdekatmu. Dahlah, tobat! Semua orang mati, kamu mau mati sebagai pembohong?
 
Artikel ini merujuk pada pemikiran dan karya para ahli:
  1. Glass, S. (2003). Not “Just Friends”: Rebuilding Trust and Recovering Your Sanity After Infidelity. New York: Free Press.
  2. Perel, E. (2017). The State of Affairs: Rethinking Infidelity. New York: HarperCollins.
  3. The Gottman Institute. (n.d.). The Sound Relationship House Theory. Diakses dari situs resmi The Gottman Institute.
  4. Spring, J. A. (2013). After the Affair: Healing the Pain and Rebuilding Trust When a Partner Has Been Unfaithful. New York: HarperCollins.

No comments