Misteri Michael Rockefeller, Bule Asmat yang Hilang di Indonesia

Hidup adalah misteri. Entah kata siapa. Sebab ada juga orang yang bilang hidup itu perjuangan. Hidup adalah perbuatan, dan tentang hidup hidup yang lain.

Hidup kaya adalah impian banyak orang, ini baru benar! Tapi kaya saja bukan jaminan hidupmu aman sentosa hingga tua. Setidaknya begitu salah satu hikmah dari kisah Michael Rockefeller. 

Siapa dia? Simak saja ulasannya sampai selesai, ya! 

Orang Kaya AS yang Hilang di Indonesia

misteri Michael Rockefeller
majalah Life/wikipedia
Adalah Michael Clark Rockefeller, anak kelima dari Nelson Rockefeller yang lahir pada 18 Mei 1938. Pernah dengar nama keluarga Rockefeller? Mereka adalah miliarder terpandang di AS. 

Kakek Nelson Rockefeller merupakan pendiri perusahaan minyak Standard Oil Co. Inc, yang berdiri tahun 1870. Nelson sendiri pernah menjadi gubernur di negara bagian New York, sekaligus wakil presiden AS yang ke-41.

Berbeda dengan para pendahulunya, Michael Rockefeller memiliki minat yang cukup jauh berbeda. Hal inilah yang membuatnya kehilangan kesempatan mewarisi harta keluarga.

Michael punya ketertarikan yang kuat pada Suku Asmat, terutama pada ukiran-ukiran yang dibuat oleh suku di pedalaman Papua itu.

Tahun 1960, Michael melakukan ekspedisi ke Peabody Museum of Archaeology and Ethnology yang terafiliasi dengan Universitas Harvard, kampus di mana Michael mendapat gelar BA dan lulus cum laude. 

Ekspedisi itu bertujuan untuk mempelajari antropologi Suku Dani di Nugini Belanda (sekarang meliputi Papua dan Papua Barat, Indonesia). Tapi setelah ekspedisi usai, Michael beralih ke Asmat dan kembali terbang ke Papua, setelah sempat pulang ke negaranya.

Tak lebih dari 3 bulan Michael tinggal bersama keluarganya setelah ekspedisi. Saking kuat minatnya akan budaya Suku Asmat, Michael rela berangkat seorang diri ke Papua untuk mempelajari budaya dan kehidupan masyarakat paling timur Indonesia itu. 

17 November 1961, Michael bersama René Wassing, seorang antropolog Belanda, dan dua pemandu lokal berperahu menuju laut melintasi muara Sungai Betay. Sekira 5 kilometer dari tepian, perahu yang mereka tumpangi terbalik.

Lokasi tempat terbaliknya Michael dkk berada tak jauh dari Kampung Otsyanep, yang mana pada enam bulan sebelumnya, polisi Belanda mengeksekusi warga setempat.

Pada kecelakaan itu, hanya Wassing yang berhasil diselamatkan esok harinya. Michael dan dua pemandu hilang tanpa kabar hingga hari ini.

Michael Rockefeller, Dimakan Hewan atau Manusia?

Misteri Michael Rockefeller
https://nypost.com/
Sebagai anak seorang tersohor dunia, sudah pasti banyak yang melakukan pencarian terhadap Michael Clark Rockefeller. Berpuluh-puluh tahun, dari detektif hingga peneliti mencari jejak Michael, tapi belum ada kesimpulan pasti apakah ia masih hidup atau sudah meninggal.

Berdasarkan posisi dan kondisi tempat terjadinya kecelakaan di tahun 1961 itu, ada beberapa opsi yang paling mungkin terjadi pada Michael.

Pertama, ia tenggelam karena kelelahan berenang sejauh 5 km menuju daratan. Kedua, Michael diserang buaya atau hiu ketika berada di air. Ketiga, Michael berhasil tiba di daratan tapi kemudian ditangkap oleh penduduk setempat.

Sebagai ganti warga yang dieksekusi polisi Belanda (pada versi lain, para tetua mereka dibunuh oleh polisi Nugini Belanda di tahun 1958), Michael pun menjadi korban praktik kanibalisme penduduk Kampung Otsyanep. 

Kemungkinan ketiga bukan tanpa bukti. Tahun 1978, seorang ahli geologi Kanada mengunjungi Papua dan bertemu seorang misionaris Asmat bernama Otto Konig. Kepada sang geolog, Konig memperlihatkan arloji dan kacamata yang dia klaim sebagai milik Michael.

Dan Michael sendiri, menurut pengakuan penduduk yang lama tinggal di sana, sudah mereka tangkap dan makan saat tiba di pantai, 17 tahun sebelumnya.

Bule di Antara Suku Asmat

Misteri Michael Rockefeller
dailymail.co.uk
Kisah Michael Clark Rockefeller belum usai. Milt Machlin, Editor Majalah New York, mengutus Malcolm Kirk untuk meneruskan penyelidikannya yang harus usai karena masa tinggalnya di Indonesia telah habis.

Kirk berhasil membuat film dokumentar, tapi hasil rekamannya tersimpan selama 40 tahun oleh Milt Machlin. Baru pada tahun 2011 dirilis film dokumenter "The Search for Michael Rockefeller", yang di dalamnya terdapat hasil rekaman Kirk.

Dalam salah satu adegan, terlihat warga lokal mendayung perahu kano dalam sebuah parade. Menariknya, di antara orang-orang Asmat itu, terlihat seseorang yang berkulit putih dan berjanggut panjang.

Meski ybs berpakaian layaknya Suku Asmat, jelas fisiknya nampak berbeda dari penduduk asli yang ada di sana. Berdasarkan rekaman inilah, banyak pihak menyimpulkan, sebenarnya Michael masih hidup dan tinggal bersama Suku Asmat hingga tua/akhir hayatnya.
Baca juga:
Di tahun yang sama, beberapa hari sebelum kecelakaan perahu yang menimpanya, Michael pernah menulis surat. 

"Saya menjalani waktu yang melelahkan tetapi sangat menyenangkan di sini. . . Asmat seperti puzzle besar dengan variasi dalam seremoni dan corak seni yang membentuk potongan-potongan. Perjalanan ini memungkinkan saya untuk memahami (hanya secara dangkal dan belum sempurna) sifat dari puzzle ini. . .” 

Sampai sekarang misteri hilangnya Michael Rockefeller belum terpecahkan. Jika ia masih hidup, setidaknya telah berusia 82 tahun. Apa iya di usia selanjut itu, tak pernah terbersit rasa rindu pada Tanah Air, kampung halaman, bahkan keluarganya? 

3 comments

  1. Pertama kali tau tentang Michael Rockefeller ini dari youtubenya Nessie Judge. Pas baca lagi jadi kepikiran jika benar akhirnya Michael memutuskan tinggal di Suku Asmat, pasti ada alasan besar dia rela melepas "dunia"nya ya kan? Sayang sampai sekarang masih belum ada berita terbaru darinya.
    Terima kasih sharingnya mba!

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada warganet luar yg sempat nebak kalo michael adalah tom hanks, entah gimana ceritanya. terima kasih kembali

      Delete
  2. Apa mungkin diculik hantu hutan papua ya? Wkwk

    ReplyDelete