Kamu tentu pernah mendengar kalimat yang bunyinya lebih kurang begini, “Cara terbaik membalas hinaan orang adalah dengan prestasi.” Tepat sekali. Karena hinaan itu maksudnya tidak lain tidak bukan adalah untuk merendahkan. Dengan prestasi, kita mengalami kenaikan level sementara yang merendahkan tetap berada di bawah.
Lalu bagaimana cara membalas hinaan orang yang diucapkan secara langsung? Lebih tepatnya, cara membalas ucapan penghinaan dari seseorang yang menyatakannya langsung di depan mata kita? Yang enam di bawah ini patut dicoba!
6 Cara Menjawab Ucapan yang Menghinakan
Orang yang suka menghina biasanya melakukan penghinaan berulang. Jadi jika kamu sudah punya objek yang ditargetkan (karena kebiasaannya menghina), persiapkan diri untuk mempraktikkan enam hal di bawah ini. Jika belum, pilih poin yang paling mudah diingat jika sewaktu-waktu diperlukan.
Disclaimer. Enam poin di bawah ini adalah cara membalas hinaan orang tanpa berujung keributan. Sekadar jaga mental (dan harga diri) agar tidak dijatuhkan orang jahat. Jadi kalau kamu sudah niat baku hantam, efek keenamnya mungkin gak berlaku.
1. Ucapkan Terima Kasih
“Lama gak ketemu kok gendutan sih?”
Jangan naik pitam dulu, jawab saja, “Terima kasih.” Biasanya yang bersangkutan gak akan lanjut dengan ucapan lain. Malah bisa-bisa dia salah tingkah sendiri.
Jika dia meminta maaf, sebaiknya dimaafkan. Walaupun belum Lebaran. Sebab rasa bersalah sudah merupakan hukuman yang berat baginya. Namun jika ybs malah menambahkan kalimat sok asik, “Jangan marah dong, becanda kok!” kamu abaikan saja, dan jangan memulai interaksi dengannya. Sebenarnya dia tau dia salah, tapi gengsi. Dan rasa bersalah itu akan membuat harinya Senin terus.
2. Mengubah Topik
Kamu yang cinta damai paling pas memilih cara ini. Jika seseorang menghinamu dalam obrolan, alihkan topik ke hal lain yang membuatnya lupa dengan bahasan semula. Contoh obrolannya kira-kira begini:
“Sudah nikah lima tahun, kok belum hamil juga?” kata si tajam lidah.
“Eh aku baru aja daftar umroh, kamu mau ikut gak? Murah loh!” balasmu OOT.
3. Mungkin Si Pengkritik Benar?
Kamu pernah dengar istilah “kritik pedas”? Acap kali hal yang menurut kita adalah hinaan, bagi si pelontar adalah sebuah kritik yang kedengarannya buruk tapi niatnya baik. Entah kitanya yang baperan atau dia yang ngeles.
Karena kita nggak tau hati orang, maka untuk mengidentifikasi apakah itu benar-benar kritik atau murni hinaan, coba telaah dua hal ini: adakah unsur merendahkan dalam kalimatnya? Adakah solusi yang jelas dari ucapannya?
Jika merendahkan, berarti menghina, walaupun dia memberi solusi. Jika tidak ada solusi, berarti menghina, karena tidak ada nilai positifnya. Tapi sebagai orang yang sabar, kita patut berprasangka baik. Mungkin di rumah dia sering dibully, jadi sok jahat di luar. Atau di rumah diabaikan, jadi rada caper di luar.
Kalau kamu pengin banget menjawab kalimat gak penting dari orang seperti itu, entah memang hinaan atau kritik pedas, kamu bisa tiru dialog berikut ini:
“Kayaknya jilbab itu gak cocok di muka kamu, jadi jelek.”
“Makasih perhatiannya, tapi aku sedang gak butuh dikomentari.” Sambil janji dalam hati, untuk ngaca baik-baik dulu sebelum pergi.
4. Balas dengan Cepat tapi Sesuai
Prinsip yang harus kamu pegang supaya gak dicap antikritik, adalah kamu gak boleh obral omongan sementara kamu sendiri enggan dikomentari orang lain. Jadi jika seseorang menghina kelemahanmu, kamu bisa leluasa membalas tanpa khawatir kalimatmu berbalik ke diri sendiri.
Contoh kasus dan balasan ucapannya begini:
“Kayaknya kamu gak siap deh untuk presentasi. Tadi itu kaku banget gayanya!”
“Lah kamu sendiri diam aja, jangan-jangan malah gak ngerti apa yang dibahas.” Jika kamu memang melihatnya pasif saat sesi yang dimaksud terjadi.
5. Balas dengan Tenang tapi Menusuk
Sebenarnya dianggap menusuk bagi yang punya perasaan aja sih. Niatnya juga bukan untuk menyakiti orang lain, hanya antisipasi agar ybs tidak mengulangi perbuatannya.
“Sepuluh tahun nikah masih ngontrak, padahal perumahan murah banyak loh!”
“Kapan ya aku minta pendapat kamu? Gak inget kan? Karena emang gak pernah.”
Harusnya sih jawabanmu bikin nyesek. Tapi kalau dia lanjut dengan memberi nasihat-nasihat yang tidak diminta, sebaiknya menjauh. Apalagi kalau dia marah karena merasa tidak didengar, pergilah lebih jauh lagi (dari kaum toksik) demi kewarasanmu.
6. Sampaikan Keberatanmu dengan Terus Terang
Sebenarnya dari poin 1 hingga 5, apa yang kita lakukan adalah bentuk dari ungkapan keberatan. Tapi karena gak semua orang mudah memahami gestur ataupun ucapan tidak langsung, maka ada baiknya memang kita sampaikan apa adanya bahwa kita tidak menyukai komentar yang disampaikan seseorang.
Caranya bisa diungkapkan langsung (dengan nada biasa) atau minta bantuan pihak ketiga. Tapi aku cenderung lebih memilih menyampaikan langsung, khawatir pihak ketiga justru memperkeruh suasana.
Apa yang terakhir ini termasuk cara membalas hinaan orang? Harusnya iya, karena yang namanya membalas gak harus frontal dan setimpal. Yang penting ada feedback, bukan cuma nangis di pojokan. Gak zaman!
Jangan heran jika nantinya si penghina mengklaim punya niat baik di balik ucapannya. Masih mending jika ia mengaku salah diksi, ketimbang berkeras hanya memberi saran. Bukankah niat baik pun harus dengan cara yang baik?
Kalau boleh su’uzhon, ada banyak orang yang mengaku hanya ingin memberi saran tapi nyatanya memang menghina. Terhadap orang-orang dengan tipe begini, yang kamu perlukan adalah menjauh.
Jika tidak memungkinkan untuk menjauh karena faktor pekerjaan atau hal penting lain, setidaknya kamu harus meminimalisir interaksi dengan mereka. Carilah sirkel yang lebih positif, yang gak bikin susah hati.
Karena artikel ini konteksnya cara membalas hinaan orang dalam bentuk ucapan, maka contoh di atas semuanya dalam bentuk dialog. Kalimatnya tentu perlu kamu sesuaikan lagi dengan kejadian real yang kamu alami di “lapangan”. Jangan dipakai plek plek kayak template! Niat hati menjawab dengan elegan, malah terkesan tidak pintar, hihi.
No comments