Asma binti Abu Bakar, Shahabiyah yang Kisahnya Bikin Merinding

Membahas pernikahan, jika dihubungkan dengan kisah masa kenabian, orang biasanya mengenang kisah Nabi-Khadijah, Nabi-Aisyah, Ali-Fatimah, ataupun kisah-kisah populer romantis lainnya. Ada yang terinspirasi kisah Asma binti Abu Bakar?

Aku sih cukup terinspirasi nulisnya aja, ngikutin kisahnya jangan. Asli ini perempuan benar-benar luar biasa. Untung bukan nabi, ya kan nabi gak ada yang perempuan. Kalau dia nabi dan kita kita disuruh ngikutin, mampus!

Asma kadang ditulis Asma’ radhiyallahu ‘anha, adalah muslimah cerdas dan tangguh. Ia juga meriwayatkan banyak hadits seperti saudaranya, Aisyah radhiyallahu ‘anha. Selanjutnya kutulis Asma saja ya, gak pakai ‘, karena rada ribet.

Keutamaan Asma binti Abu Bakar

asma binti abu bakar

Awal ngaji dulu, guruku cerita. Ketika Abu Bakar hijrah bersama Nabi ke Madinah, kakek/neneknya (aku lupa), sambil ngomel-ngomel nanya ke Asma. 

“Bapak lu nekat pergi sama Muhammad, ninggalin apa buat kalian?” kira-kira gitu pertanyaannya.

“Ini,” kata Asma. Ia menggoncang-goncang wadah koin ke dekat telinga orang tua yang sudah tak bisa melihat itu.

Maka kakek/nenek itu merasa tenang. Padahal yang digoncang Asma adalah kumpulan batu yang ketika saling adu, suaranya mirip gemerincing dinar atau dirham.

Itulah awal mula aku jatuh cinta pada sosok ini. Dia gak bilang kan kalau yang ada di tangannya itu duit? Jadi Asma gak bohong, melainkan bersiasat dengan cara cerdas. Artinya Abu Bakar gak ninggalin apa-apa, kecuali iman.

Aku kagum pada Asma-nya, bukan pada Abu Bakar. Walaupun jelas keteladanan Asma binti Abu Bakar didapat dari bapaknya. Sebab Abu Bakar Ash-Shiddiq yang nama aslinya adalah Abdullah bin Abu Quhafah itu, tergolong Assabiqunal Awwalun (orang-orang yang paling awal masuk Islam). 

Lebih realistis Umar, yang kalau memberi masih nyisihin untuk keluarga. Abu Bakar jelas lebih baik, karena Nabi kerap menyebut beliau lebih dulu. Ini kan aku, gpp kali beda. Minimal masih ngefans Umar bin Khattab, bukan Eminem.

Abu Bakar berani begitu karena tau keluarganya sudah siap. Ikhwan sekarang kalau mau begitu pastikan keluarga siap dulu, jangan (sok) saleh sendirian, nanti jadi bumerang. Nah loh, mulai ke mana-mana.

Keistimewaan Asma binti Abu Bakar lainnya sangat banyak. Aku sedang malas cari-cari referensi lagi. Kutulis yang kuingat ajalah, ya! Kalau ada yang keliru, di bawah ada kolom komentar. Ngomong, jangan diem-diem bae!

Mengutamakan Rasulullah daripada Ibunya

Ketika Abu Bakar masuk Islam, istrinya masih musyrik, sehingga diceraikan. Sewaktu terjadi Perjanjian Hudaibiyah, Qutaylah, ibu Asma binti Abu Bakar, datang ke Makkah untuk menjenguk putrinya. 

Yang namanya anak lama gak ketemu ibu, pasti rindu bukan main kan! Begitu pula Asma. Tapi dia tidak langsung menemui ibunya, melainkan bertanya dulu ke Rasulullah. Hadiah yang dibawa ibunya diminta Asma pada adiknya, Aisyah, agar jangan diterima dulu.

Syukurnya Rasulullah memberi izin, beliau justru memerintahkan Asma agar menyambung tali silaturahmi dengan ibunya meski ybs masih musyrik. Dari sini kita bisa ambil pelajaran bahwa ikatan nasab tidak boleh diputuskan meski beda keyakinan.

Dzatin Nithaqain 

Asma binti Abu Bakar mendapat gelar dzatin nithaqain (pemilik dua ikat pinggang) karena inisiatifnya membelah satu ikat pinggang menjadi dua, yang digunakan untuk keperluan Nabi dan ayahnya saat hijrah. Satu potongan diisi bekal makanan, satu lagi untuk ia membawa qirbah (tempat air minum).

Ketika Abu Bakar dan Nabi bersembunyi di gua, Asma sengaja menggembalakan hewannya di sekitar tempat yang dilalui keduanya, untuk menghapus jejak kaki mereka. Asma kemudian juga turut hijrah, ia menjadi salah satu perempuan yang berbaiat pada Nabi.

Ibu dari Muslim Pertama

Kamu mungkin sudah tau bahwa agama Islam sudah ada bahkan sebelum Nabi Muhammad shallallahu ‘alayhi wasallam lahir. Yang dibawa beliau ketika diangkat menjadi rasul adalah syariat baru yang menyempurnakan syariat rasul-rasul lain sebelum beliau.

Orang pertama yang lahir dalam keadaan muslim (dengan syariat Muhammad saw) adalah Abdullah bin Zubair. Ia adalah putra dari Asma binti Abu Bakar. Dah ketauan aja nama bapaknya, Zubair. Ya jelas. Zubair bin Awwam menikahi Asma binti Abu Bakar karena tau bahwa Asma menaruh hati padanya, dan kisah cinta mereka gak bakal masuk ke logika kita. Maksudnya aku.  

Hadits Tentang Aurat Perempuan

“Asma binti Abu Bakar pernah menemui Rasulullah shallallahu‘alayhi wa sallam dengan memakai pakaian yang tipis. Maka Rasulullah pun berpaling darinya dan bersabda, ‘Wahai Asma, sesungguhnya seorang wanita itu jika sudah haid (sudah baligh), tidak boleh terlihat dari dirinya, kecuali ini dan ini.’ Beliau menunjuk wajah dan kedua telapak tangannya.” (HR Abu Daud). 

Selain menjadi “pengantar” turunnya aturan batas-batas aurat, Asma juga pernah ikut berperang. Ia terkenal sangat dermawan padahal bukan orang kaya. Bapaknya kaya, tapi suaminya kismin.

Mendidik Anaknya Menjadi Pemberani

Asma binti Abu Bakar tergolong shahabiyah yang berumur panjang. Kalau dikisahkan dari awal pasti panjang banget. Kamu harus baca sendiri kisahnya ya, dijamin nangis!

Jadi setelah kematian Utsman bin Affan, kaum muslimin mulai terbelah antara pendukung Ali dan pendukung Muawiyah. Abdullah bin Zubair termasuk pendukung Ali, yang ketika Husein dibantai di Karbala, ia masih berada di Makkah.

Setelah melalui berbagai konflik dan peperangan, Abdullah mengadu pada ibunya, bahwa ia terdesak dan hanya dikelilingi orang yang lemah serta goyah imannya. Alih-alih menyarankan sembunyi, Asma justru memerintahkan anaknya untuk menghadapi Hajjaj (pemimpin perang kekhalifahan Umayyah) yang terkenal suka membunuh, jika yakin berada dalam kebenaran.

Singkat cerita, Abdullah bin Zubair dikalahkan. Jasadnya disalib, namanya dirusak oleh Hajjaj bin Yusuf ats-Tsaqafi yang menyebutkan ke orang-orang bahwa Abdullah adalah seorang munafik, musuh Allah yang bengis.

Abdullah bin Umar (anak Umar bin Khattab) mendatangi jasad Abdullah bin Zubair yang masih disalib. Ia seolah berbicara pada jasad tersebut, dengan suara keras agar orang-orang mendengar. Yang inti ucapannya adalah membantah isu yang diembuskan Hajjaj.

“… demi Allah yang aku tau tentang engkau wahai Abdullah bin Zubair, kau adalah orang yang senantiasa puasa, salat malam, dan menyambung tali silaturahmi. Demi Allah seandainya ada satu umat, yang engkau adalah orang terburuk di antara mereka, itu umat terbaik.”

Ucapan Abdullah bin Umar ini sampai ke telinga Hajjaj, lalu ia turunkan jasad Abdullah bin Zubair dari tiang salib. Untuk dikubur? Bukan, tapi ia lempar ke kerumunan Yahudi di Mekah. Segitunya menghinakan orang.

Kemudian Hajjaj mengutus orang untuk memanggil Asma agar datang padanya. Asma menolak, hingga utusan itu datang kembali dengan membawa pesan ancaman dari Hajjaj yang akan menyeretnya. Asma tetap tak mau mendatangi Hajjaj. 

Akhirnya Hajjaj yang datang pada Asma, dan berkata, “Bagaimana menurutmu yang kulakukan pada musuh Allah, anakmu?”

“Menurutku kau telah merusak dunia putraku. Kau bunuh dia, maka selesai. Tapi anakku telah merusak akhiratmu. Kau bunuh dia, masalahmu besar di akhirat. … (disambung ucapan lain)

“Ketahuilah wahai Hajjaj, sesungguhnya Rasulullah telah menyampaikan hadits kepada kami, 'Sesungguhnya dari Bani Tsaqif akan muncul dua orang, satunya pendusta dan satunya adalah orang yang bengis dan pembunuh.' Adapun pendusta kami telah lihat dan telah muncul, yaitu Mukhtar ats-Tsaqafi yang mengaku sebagai nabi. Adapun orang yang bengis dan pembunuh, menurutku engkaulah orangnya.”

Hajjaj tidak membantah, dia berdiri dan pergi meninggalkan Asma. 

Sementara jasad Abdullah bin Zubair dibawa kepada ibunya, tanpa kepala. Karena kepala Ibnu Zubair itu dihadiahkan Hajjaj pada Khalifah Abdul Malik bin Marwan di Damaskus. 

Asma binti Abu Bakar berdoa, “Ya Allah jangan engkau matikan aku sampai kuambil jasad anakku dan menguburkannya."

Kurang lebih sepuluh hari setelah Asma menguburkan anaknya di Madinah, ia pun wafat. Kisah barusan selain berdasarkan ingatan dari yang pernah kubaca, kukonfirmasi lagi pada isi kajian Ustaz Firanda.

Kisah Cinta Asma binti Abu Bakar

asma' binti abu bakar

Meski Asma binti Abu Bakar adalah tokoh idolaku selain Umar, aku belum pernah menceritakan kisahnya ke anak-anak. Tau kenapa? Khawatir nangis! Apalagi si adek kalau liat emaknya keluar air mata, dia bisa lebih kenceng lagi nangisnya. 

Barangkali ketegaran Asma berkat latihan berpuluh-puluh tahun. Hatinya kayak udah kebas dengan sedih-sedihan. Termasuk kisah cinta berikut ini, yang bikin keperempuanan kita meronta-ronta.

Menikah dengan Zubair bin Awwam

Dikisahkan bahwa Asma sudah lama naksir teman mainnya, Zubair bin Awwam. Oleh Abu Bakar, Asma ditawarkan pada Zubair yang langsung diterima untuk dinikahi. Zubair gak punya apa-apa, sehingga Asma harus kerja keras untuk kehidupan mereka.

Di antara harta mereka adalah tanah pemberian Rasulullah pada Zubair, yang jaraknya sekira 4 km dari rumah Asma. Suatu kali, dengan biji-bijian di atas kepala yang ia bawa dari tanah tersebut, Asma bertemu Rasulullah dan rombongan.

Nabi menawarkan tumpangan pada Asma, dan saat itu Asma pun sebenarnya kelelahan. Namun ia menolak tumpangan tersebut karena ingat suaminya sangat pencemburu. 

Begitu besar cinta Asma pada Zubair. Mau diajak susah (ingat kan, Abu Bakar adalah seorang saudagar?), menjaga perasaan suami padahal Nabi hanya memberi tumpangan dan ia pun sebenarnya butuh, serta banyak lagi pengorbanan Asma untuk suami yang ia sayangi.

Bercerai dan Setia dalam Penantian

Kamu gak usah kaget liat artis romantis-romantisan di medsos, nikah tiga bulan langsung cerai. Asma binti Abu Bakar nikah 28 tahun dengan segala pengorbanannya, dicerai! Dua puluh delapan tahun, dengan tujuh anak!

Jangan mencela Zubair, dia masuk dalam daftar sahabat Nabi yang dijamin masuk surga. Galau kan lu?
Para ulama berbeda pendapat mengenai alasan kenapa Zubair bin Awwam menceraikan Asma. Salah satunya disebabkan pertengkaran, yang karena emosi, Zubair lalu memukul Asma.

Asma berteriak, sehingga Abdullah datang hendak menolongnya. Oleh Zubair dikatakan, jika Abdullah masuk maka Asma akan ditalak. Dan karena Abdullah datang ke tempat mereka, maka talak pun jatuh. Sejak saat itu Asma hidup bersama anaknya, Abdullah bin Zubair.

Alasan lain yang pernah kubaca adalah Zubair punya cinta lain yang lebih besar kadarnya. Jujur, kalau aku bukan muslimah, aku bakal punya pikiran aneh-aneh kayak sinetron Indosiar. Coba deh kamu simak, seberapa iblisnya kita?

Adalah Atikah binti Zaid, seorang muslimah cuantik yang dinikahi Abdullah bin Abu Bakar. Ya ampun orang Arab, ngasih nama anak kok itu-itu aja ya! Atikah ini, saking cantiknya, bikin laki-laki yang pernah menjadi suaminya jadi posesif. 

Salah satu yang pernah menikahi Atikah adalah Umar. Laki-laki tegas ini pun tak luput dari kebiasaan para mantan Atikah, mengikuti istrinya saat keluar rumah agar tidak diganggu orang. Subhanallah!

Oleh Abu Bakar, Abdullah disuruh menceraikan istrinya karena menurut sang bapak, Abdullah jadi lalai karena punya istri kelewat cantik. Tidak salat berjamaah, ketinggalan perang, dll. Sahabat ada juga yang gitu, ya! Manusia ….

Setelah bercerai, bukannya baik, malah makin parah. Akhirnya mereka rujuk lagi hingga Abdullah bin Abu Bakar syahid dalam Perang Thaif. Setelah menjanda, Atikah dilamar oleh Umar. Kemudian Umar pun wafat.

Sepeninggal Umar, Atikah dilamar oleh Zubair bin Awwam. Yup, jadi sebelumnya iparan, sekarang suami-istri. Bagi Asma, Atikah adalah mantan ipar yang jadi madu. Mungkin karena orang Islam masih sedikit, jadi itu-itu aja ketemunya.

Nyesek? Pastilah! Apalagi Zubair sama seperti suami-suami Atikah yang lain. Perhatiannya lebay, membuat Asma cemburu hingga menghasilkan sebuah syair yang terkenal.

Az-Zubair, kau memberi segalanya padaku.
Menanamkan benih-benih hebat pejuang tauhid. 
Kau mengokohkanku dengan kisah-kisah pengorbanan tulus dalam setiap desahmu.
Kau memberiku segalanya, kecuali cinta yang bergelora. 
Az Zubair, suamiku, jenis cinta apakah yang kau miliki untukku?  

Gara-gara syair itu, Asma dicerai. Gara-gara puisi, Men! Dahlah, gak usah baper. Mungkin Zubair takut gak adil. Asma sendiri kemudian menemui bapaknya. Oleh Abu Bakar, perempuan supertangguh ini diberi kabar “gembira”. (Kukasih kutip karena ekspresiku pas baca ini entahlah banget).

“Wahai putriku,” kata Abu Bakar, “sabarlah engkau terhadap suamimu. Sesungguhnya seorang wanita yang memiliki suami saleh, kemudian suaminya meninggal sementara wanita itu tidak menikah lagi, maka mereka berdua akan dikumpulkan oleh Allah di surga.”

Karena ucapan Abu Bakar tersebut, Asma tidak menikah lagi sepeninggal Zubair bin Awwam. Sejak hari diceraikan, hingga wafat pada usia 100 tahun, Asma binti Abu Bakar hidup sebagai janda. 

Hikmah Kisah Asma binti Abu Bakar

asma binti abu bakar

Hikmah apa yang bisa kita ambil dari kisah Asma binti Abu Bakar? Banyak. Dari kecerdasan, ketangguhan, ketabahan, dan masih segambreng lagi sifat yang rasanya gak bakal ditemukan pada perempuan kekinian.

Kepahlawanan Asma sejak belia hingga lansia mungkin hanya tertandingi Aisyah binti Abu Bakar, Hafshah binti Umar, dan para shahabiyah terkemuka saja. Keteguhan hatinya menghadapi Hajjaj, melihat dan membawa jasad anak kandung tanpa kepala, apa lagi yang lebih dari semua itu? 

Sementara dari sisi pernikahan, hikmah yang bisa kutulis (tapi gak bisa kupraktikkan) adalah keluasan hati Asma menerima keputusan Zubair. Jadi gak usah baper liat istri para ustaz yang dimadu tapi pada tabah. Jauh sebelum mereka, ada perempuan dahsyat yang sudah mengalami lebih dulu. 

Alih-alih patah hati, depresi, buka hijab, Asma malah menantikan pujaan hatinya di surga. Seperti itu kali ya cinta suci. Cintanya mungkin buta, tapi diterangi iman. Asma gak ngelabrak Atikah, apalagi mencap pelakor. Toh sebelum Zubair, saudara Asma sendiri kan keranjingan cinta dengan Atikah.

Atikah binti Zaid juga bukan perempuan buruk. Ia digelari istri para syuhada karena menikah dengan para sahabat yang dekat dengan Rasulullah. Sepertinya gak ada cinta mehek-mehek di masa Nabi. Berkat didikan beliau, para sahabat dan shahabiyah meletakkan agama di atas kepentingan lainnya.

Atikah, meski cantiknya lebay, gak pernah minta macam-macam pada suaminya. Kecuali syarat diizinkan tetap ke masjid ketika ada yang hendak melamarnya. Jadi dalam kisah cinta Asma binti Abu Bakar, yang di sana juga ada sahabat dan shahabiyah lain, tidak ada tokoh antagonisnya.

Semua mereka adalah orang baik, yang kita disuruh mengambil pelajaran dari kisah bersejarah tersebut. Di antara kebingunganmu menentukan sikap dan perasaan, paling tidak masih ada yang bisa disyukuri. Untung Asma binti Abu Bakar bukan nabi. Sudah disebut tadi oi!

12 comments

  1. Keren ya Asma ini. Kisah kaya gini kenapa gak diulas di ngaji orang-orang. Apa karena dia perempuan?

    Whatever. Ternyata dulu juga ada cerita kawin cerai bahkan ipar jadi madu. Gak jauh kaya sinetron zaman sekarang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada kok, aku kan awal dulu dapat di pengajian. Trus cek lagi juga di pengajian. Di arisan masjid yg aku blm pernah dengar (dari rumah). ustaznya bahas hal2 estede, mungkin krn audiensnya kebanyakan emak2 menjelang jadi nenek atau malah nenek betulan

      Delete
  2. Aq malah baru kali ini baca tentang Asma istri Zubair Bin Awwam dan ternyata banyak sifat dan sikap beliau yang patut kita teladani. Bayangin aja setelah dicerai oleh suami masih rela nunggu suaminya di surga dengan nggak menikah lagi.

    ReplyDelete
  3. Alhamdulilah dapat bacaan bagus

    Saya baru baca tentang Asma binti Abu Bakar, bagus banget

    walau agak miris tentang pengorbanan

    karena gara-gara harus selalu berkorban, situasi perempuan selalu terpojok

    ReplyDelete
  4. Merinding...merinding..
    Ini nasehat banget untuk kita semua terutama kaum wanita ya..
    Kalau susah, gak perlu berlebihan. Baca shirah, ketemu kisah Asma' langsung berasa masalah shabiyah ini bagaikan bumi dan langit dengan kita.

    Semoga Allah memuliakan Asma rahimahullah.

    ReplyDelete
  5. Makasih kak untuk kisah yang inspiratif ini. Dituturkan dengan baik dan menarik. Banyak pembelajaran yang bisa dipetik untuk kehidupan saat ini.

    ReplyDelete
  6. Nangisss.
    Asma nunggu Zubair demii bisa ketemu di surga. MasyaAllah 😭😭😭
    Kalau aku sakit hati bukannya nunggu malah mau balas. Atau lupakan ajalah. Tapi MasyaAllah Asma inii

    ReplyDelete
  7. Cerita yang inspiratif dan edukatif kak. Bersyukur memang menjadi kunci utama untuk menjalani kehidupan, seberat apapun itu.

    ReplyDelete
  8. keren bngt, maa syaa Allah, barakallahu fiik, gue sampe nangis rabbi ;-;
    cara penyampaiannya santai jadi gak bosen bacanya...

    ReplyDelete
  9. Teri lay26/3/23

    Waaa tengkyu ka, bahasanya enak banget masuk, aku mah bukan apa2 kalo habis baca kisah Asma' 😭

    ReplyDelete
    Replies
    1. Sama. Yg nulis juga gda sekukunya. Terima kasih kunjungannya ya

      Delete
  10. Anonymous16/5/23

    Lopeeee ceritanya

    ReplyDelete