Toxic dalam Hubungan, Waspadai 6 Tipe Pasangan Ini

Sebentar lagi Lebaran Haji, biasanya banyak yang nikahan di akhir tahun Hijriah ini. Sebelum akad, coba cek calon pasanganmu. Jangan-jangan mereka tipikal pasangan toksik. Apa itu toxic dalam hubungan? Ayo, baca tenang-tenang. Boleh sambil ngemil, kok!

toxic dalam hubungan

Arti Toxic dalam Hubungan

Toxic artinya racun. Dalam bahasa Indonesia ditulis toksik. Kamu mungkin pernah dengar istilah toxic relationship. Ya semacam hubungan beracun yang membuat salah satu atau malah kedua pihak saling meracuni dengan sikap mereka. Intinya, kondisi ini gak baik untuk keberlanjutan hubungan.

Apakah kalau sudah menikah, lantas harus pisah? Tergantung. Kalau masih bisa diperbaiki, idealnya diperbaiki. Cerai itu bukan perkara remeh, apalagi kalau kamu sudah punya anak. Tapi seumur hidup bersama orang toksik, emang enak? 

Manusia itu makhluk dinamis, mudah berubah. Yang gak toksik aja bisa jadi toksik, berarti yang toksik berpotensi untuk jadi lebih baik. Kalau tiap gak bagus terus kamu ganti pasangan, sampai seluruh penduduk Bumi habis kamu nikahi pun, gak bakal ketemu pasangan yang sempurna. Setuju pasti!

Enam Tipe Pasangan Toksik dalam Hubungan

toxic dalam hubungan


1. Tukang Kritik

Kalau pasanganmu minta kamu kurangi berat badan karena faktor kesehatan, artinya ia peduli padamu. Tapi jika ia minta kamu diet supaya terlihat cantik/ganteng, gak malu-maluin, atau hal-hal lain yang sebenarnya gak terlalu prinsip, apa itu nggak mirip perabotan? Dibersihin disusun rapi, supaya enak dipandang.

Kalau kamu lupa, dia komplain. Kamu capek, dianggap loyo. Kamu harus dandan sesuai maunya, gak boleh telat, harus semangat, pokoknya perfect! Ih, bikin depresi gak sih pasangan kayak begini? Semoga cuma ada di film psikologi. 

2. Pengeluh

Tau nggak gimana caranya merusak harimu? Bangun siang dan mulailah hari dengan keluhan! Begitulah si pengeluh hidup. Upaya gak seberapa tapi keluhannya gak habis-habis. Hal remeh saja bisa membuatnya susah napas, seolah langit runtuh hanya gara-gara masalah kecil.

Kamu harus bekerja keras untuk menjadi superhero pelipur lara, karena ia butuh bantuanmu lagi dan lagi untuk menenangkannya. Kalau nggak, ia akan cari superhero lain yang “paling mengerti dirinya”.

3. Egois

Dalam agama, kalau kamu mau keras terhadap sebuah aturan, maka keraslah pada diri sendiri. Terhadap orang lain, harus banyak maklum. Karena kita nggak tau kondisi pasti orang lain, dan kita tidak bertanggung jawab atas hidupnya.

Orang egois melakukan yang sebaliknya. Terhadap diri sendiri, mereka sangat pemaaf. Tapi pada orang lain, mereka begitu penuntut. Kadang kita mendapati pribadi seperti ini sebagai orang yang hipokrit. Lain depan lain belakang. Dia boleh, orang nggak.

4. Rendah Diri

Sebenarnya orang yang rendah diri perlu banget untuk dibantu. Tapi kalau ia sendiri gak mau berubah dan selalu mengharap bantuan orang lain, kan jadi beban. Mirip dengan si pengeluh, orang yang rendah diri berpotensi pindah ke lain hati untuk mendapat perlindungan yang lebih dari apa yang ia dapat dari kita.

Saking tidak percaya diri, pribadi yang rapuh ini selalu butuh orang lain untuk memutuskan berbagai hal. Kalau kamu bisa mengubah pasangan yang seperti ini, lakukan! Tapi jika tidak … coba lagi!

5. Kang Gombal

Romantis itu bagus. Tapi kalau lebay, gak sehat juga, Kang! Kenapa? Karena gombalannya nggak hanya ia beri pada pasangan, tapi juga orang lain yang bukan teman atau keluarga sekalipun. Nggak nyangka kan, kalau romantisme juga bisa jadi toxic dalam hubungan?

Ketika romantismenya mendapat sambutan, ia akan merasa senang. Itu seperti candu yang membuatnya terbiasa tepe-tepe untuk mendapat perhatian lagi dan lagi. Kang Gombal seperti merasa tertantang untuk terus meluluhkan hati orang, dan ia benci dengan batasan-batasan. Jadi ya gitu, mereka suka merayu, tapi cuma sampai di situ.

6. Narsistik

Orang narsis selalu kesulitan membangun hubungan. Karena mereka butuh orang yang setara dengan dirinya, dan itu tidak akan ditemukan. Namanya juga narsis, perasaan dia aja dia serbalebih padahal nggak. 

Mirip dengan tukang kritik, mereka ingin semua terlihat sempurna. Sesempurna dirinya. Padahal tidak ada yang sempurna kan di dunia ini? Sayangnya pasangan narsis tidak pernah bisa melihat kesalahan pada dirinya sendiri. Selalu orang lain yang keliru.

Kamu merasakan toxic dalam hubunganmu dengan si dia? Pilihan ada di tanganmu. Aku sih cuma nulis!

18 comments

  1. Amit2 ya...semoga dijauhkan dari pasangan yang toxic..karena kalau udah terlanjur kena..gak mudah untuk melepaskannya...yang tooxic gini pasti bakal nggandoli terus.

    ReplyDelete
  2. Pernah di posisi hubungan yang toksik, taunya toksik karena beberapa kali dalam masalah kok sikap dia agak gimana gitu, kok dia nggak berubah-berubah, ya udah lebih baik putus saja, huhuhu

    ReplyDelete
  3. Kalau udah terlanjur dalam hubungan toxic gimana ya kak? Apalagi dalam pernikahan 😁 kalau masih pacaran sih bisa yaa lebih baik ditinggalin hubungan gak sehat gini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ada tuh infonya di artikel 😅

      Delete
  4. Gak ih,lagi kompak2nya,hahah. Seneng banget bisa WFH.

    ReplyDelete
  5. Anda semua pasangan baca tulisan ini sebelum menikah, insyaallah banyak rumah tangga bakal terselamatkan
    Karena pasangan nya toxic banyak pasutri bercerai atau jika bertahan bakal berantem melulu

    ReplyDelete
  6. Kalau masih pacaran mudah untuk meninggalkan tapi kalo udah nikah ya harus dibicarkan baik-baik bahwa kita merasa tidak nyaman bahkan terganggu dengan sifatnya itu. Kalo pasangan cinta dan masih mau mempertahankan pasti mau berubah atau setidaknya mengurangi.

    ReplyDelete
  7. Ah mungkin tipe pasangan seperti contoh di atas nih yang patut diwaspadai. Terutama yang nomer satu, bikin kita jadi insecure. Kalo belum sampai pernikahan bisa ya putus baik-baik gitu, dari pada nyesel nantinya

    ReplyDelete
  8. Artikel yang menarik ya mbak, ternyata banyak hal juga yang membuat seorang individu bisa menjadi pasangan yg toxic
    selama ini pasangan yg toxic menuruku ya yang melakukan KDRT

    ReplyDelete
    Replies
    1. aduh mbak, yg mulutnya ngeselin aja bisa tergolong toksik, apalagi yg main tangan. huu ngeri!

      Delete
  9. Memang paling sebal sama orang yang sukanya mengkritik dan mengeluh melulu. Alhamdulillah sih pasangan nggak segitunya kalau mengkritik

    ReplyDelete
  10. Eh, aku kok mendadak tersadar...ada banyak hal yang dulu sering aku lakukan ke pasangan, makanya sebelum sama suamiku ini, ga ada yang betah sama aku.
    Huhuu...ternyata aku toxicity nya tinggi.

    Ini pengingat banget bagi para muda-mudi untuk sehat dalam berhubungan agar gak stres dan tertekan terhadap pasangan yang toxic.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Berarti suami Mbak Lendy orangnya sabar banget ya trus bisa membimbing Mbak menjadi lebih baik, nggak jadi pasangan yang toxic lagi.

      Delete
    2. terbukti kan, manusia itu bisa berubah. semangat mbak!

      Delete
  11. Hohoho.....ampun deh kalau sampai berhubungan sama orang dengan tipe-tipe di atas. Yang ada malah makan hati melulu

    ReplyDelete
  12. Waduh, langsung cek diri sendiri, jangan-jangan aku punya salah satu cirinya?.. amit-amit..naudzubillah min dzalik

    ReplyDelete
  13. Pernah banget ngalamin ada di toxic relationship bertahun2. Akhirnya kekuatan hati, support dari sahabat dan orangtua, berhasil keluar dan menata hidup menjadi lebih baik dan kembali bahagia. Tips penting buat perempuan ttg relationship : jangan berusaha mengubah pasangan, jangan heroik. Berelasi itu harus bahagia. Kalo sedih terus, tinggalkan.

    ReplyDelete