7 Ciri Anak Berbohong

Pernah dengar ucapan, “Anak kecil mana mungkin bohong!”? Kalau aku sih sering. Padahal faktanya, apalagi zaman sekarang, anak-anak sudah banyak yang terbiasa bohong. Baik pada sesama mereka maupun pada orang dewasa. Yuk kenali tujuh ciri anak berbohong di artikel ini!

Pada dasarnya manusia itu diciptakan dalam fitrah yang baik, maka ketika ia melakukan hal yang dia tau itu tidak baik, tubuhnya secara otomatis akan merespons dalam gestur tertentu. Itulah kenapa dulu orang-orang tua percaya bahwa anak-anak tidak bisa bohong, karena akan mudah terdeteksi.

Masalahnya, zaman berubah. Kalau anak-anak zaman dulu hanya terkontaminasi TV dan buku-buku yang kurang sehat, anak-anak hari ini dipengaruhi oleh banyak konten toksik. Youtube, Tiktok, dan berbagai aplikasi serta media sosial benar-benar mampu memengaruhi cara berpikir manusia, termasuk anak-anak.

Jangan buru-buru menyalahkan teknologi. Anak-anak bisa mengakses atau bahkan memiliki gawai sendiri adalah karena orang tuanya. Kendali ada pada kita, bukan anak, apalagi Google!

ciri anak berbohong

7 Tanda Anak Sedang Berbohong

Kusarikan dari psychologytoday, setidaknya ada tujuh ciri anak berbohong yang bisa terdeteksi dari sikap mereka saat menyampaikan kebohongan. 

1. Jeda waktu yang lama antara pertanyaan dan jawaban.

Bandingkan jika kamu menguji satu ditambah satu pada anak, dengan 100 dikali 100, pada anak yang sama. Untuk pertanyaan pertama, ia akan menjawab cepat, dua. Sementara untuk pertanyaan berikutnya, ia butuh waktu untuk setidaknya menghitung jumlah nol.

Begitu pula ketika berbohong. Anak butuh waktu lebih lama untuk mengarang cerita, setidaknya yang cukup mirip dengan kenyataan. Orang dewasa mungkin bisa mengantisipasi cerita rekaan ini jauh sebelumnya, tapi anak-anak biasanya tidak semahir itu.

2. Mengubah topik yang tidak relevan.

Jika seorang anak terkesan menghindari suatu topik atau menjawab pertanyaan dengan ungkapan (bukan jawaban) yang tidak relevan, bisa jadi ia tengah menyembunyikan sesuatu. Sebenarnya semua orang punya rahasia, tapi untuk ukuran anak-anak, kita khawatir rahasia mereka adalah sebuah masalah yang tidak seharusnya mereka tanggung.

3. Nada suara yang lebih tinggi.

Perasaan tidak aman,  panik, dan rasa bersalah membuat orang, terutama anak-anak, tidak dapat mengontrol nada bicara mereka. Anak yang sedang berbohong biasanya meninggikan suaranya untuk menekan perasaan kacau yang muncul di benaknya.

4. Bicara lebih cepat.

Selain rasa tak nyaman, bicara cepat (yang biasanya tidak ia lakukan) bisa jadi adalah ciri anak berbohong lainnya. Dengan meniadakan jeda, si anak berupaya meyakinkan lawan bicara untuk memercayai ucapannya.

5. Gagap.

Ada anak (kadang juga orang dewasa) yang berbohong dengan nada bicara yang tinggi, bicara cepat, dan atau gagap sekaligus. Intinya, cara bicara anak yang sedang berbohong berbeda dengan kebiasaan sebelumnya.

6. Menghindari kontak mata.

Kalau orang dewasa dibatasi kontak mata karena jenis kelamin (upaya menjaga pandangan), menghindari hipnotis, dll, anak-anak tidak punya alasan demikian. Maka ketika seorang anak konsisten menghindari kontak mata pada lawan bicara, besar kemungkinan ia tengah berbohong.

7. Menjaga jarak dan atau membuat batas.

Seperti hewan, manusia juga punya insting untuk melindungi diri. Berbohong pada dasarnya membuat mereka merasa tak aman, maka tubuh secara otomatis membuat semacam perlindungan dari “ancaman”. 

Anak-anak tanpa sengaja akan menampilkan bahasa tubuh orang berbohong dengan membuat jarak dengan lawan bicara, atau memberi tameng pada tubuhnya, entah dengan buku atau benda apa saja yang seolah-seolah merupakan batas antara ia dan orang lain.

Mengapa Anak Berbohong?

Apakah berbohong itu salah? Iya, salah. Walaupun kita semua pernah melakukannya. Tapi alih-alih memarahi anak yang berbohong, akan lebih bijak jika orang tua mencari tau, kenapa anaknya berbohong? Umumnya ada 5 alasan kenapa anak kerap berbohong:

1. Cari selamat.

Anak punya pengalaman selamat dari hukuman atau yang semacamnya berkat berbohong. Ini membuatnya menjadikan bohong sebagai senjata andalan.

2. Tekanan teman-teman.

Ada kalanya anak mendapatkan lingkungan bermain yang kurang tepat, misalnya teman atau kelompok tertentu yang mengharuskannya berbohong untuk diakui, dianggap selevel, dsb.

3. Butuh perhatian.

Anak pernah mengarang atau melebihkan suatu cerita, yang kemudian mengundang perhatian teman atau orang dewasa di sekitarnya (terutama orang tua). Maka ia merasa berhasil mendapatkan perhatian, dan akhirnya mengulangi perbuatan tersebut agar lebih didengar.  

4. Terbiasa bohong.

Setelah berkali-kali melakukan kebohongan, anak-anak mulai terbiasa. Mereka tak lagi merasa ada yang keliru dengan perbuatannya. Alhasil, berkata bohong dianggap biasa sehingga ia terus melakukan tanpa rasa bersalah.

5. Tidak ada koreksi dari lingkungan.

Sebenarnya semua bisa dicegah jika orang dewasa peka terhadap perilaku anak-anak di sekitarnya. Jangan pernah menganggap bohong sebagai hal biasa, karena itu akan membentuk karakter hingga dewasa.

Ketika orang dewasa (terutama orang tua) yang jelas telah memahami beda baik dan buruk tidak pernah mengoreksi kebohongan anak, maka anak menganggap perbuatan mereka mendapatkan dukungan, atau minimal tidak keliru.  

Beda Bohong dan Berimajinasi

ciri-ciri anak bohong

Ada dua kemungkinan jika kebohongan anak tidak terdeteksi di 7 Ciri Anak Berbohong di atas. Pertama, si anak tidak sadar bahwa ia sedang berbohong. Kedua, ia sangat terlatih berbohong.

Sebagian orang dewasa beranggapan anak-anak tidak bisa bohong, sedangkan sebagian lain menganggap biasa anak-anak berbohong karena dikira hanya sebatas imajinasi. Padahal bohong dan imajinasi adalah dua hal yang berbeda. 

Kamu pernah bermain peran, kan? Kalau sulit mengingatnya, mungkin kamu bisa melihat pada anak-anak usia Kelompok Bermain sampai SD kelas rendah (1, 2, 3). Ketika bermain dengan temannya (tanpa gawai), biasanya mereka berpura-pura jadi pembalap, koki, guru, dll. 

Itu adalah contoh imajinasi anak, dan itu sangat positif. Fungsinya untuk mengembangkan kreativitas dan kontrol orang tua untuk melihat, bagaimana anak-anak menyerap informasi di sekitarnya. Misalnya ketika ia berperan sebagai seorang ibu, apakah si anak akan bersikap marah-marah pada temannya, sebagaimana yang ia lihat pada ibunya atau ibu-ibu “dari sumber lain”. 

Namun ketika anak menceritakan hal yang tidak ada atau melebih-lebihkan dengan maksud membuat temannya terpana, maka itu adalah kebohongan. Orang tua yang baik harus menegur perilaku ini agar anak tidak telanjur terbiasa. Tentu menegur dengan cara yang baik, tidak mempermalukan ia di depan orang lain.

Sejak kecil anak-anak harus bisa membedakan mana impian (cita-cita) mana khayalan, mana yang nyata mana harapan, mana benar mana salah. Mereka boleh saja menceritakan harapan dan cita-cita, tapi ceritakan dengan cara yang jujur bahwa itu semua belum terjadi. Anggaplah masih rencana, dan kita akan berusaha mendapatkannya.

Akibat Membiarkan Anak Berbohong

tanda anak berbohong

Anak yang terbiasa bohong tidak akan terdeteksi kebohongannya dari 7 Ciri Anak Bohong yang sudah kuulas di atas. Alasannya, mereka “sukses” membohongi dirinya sendiri, sehingga tidak muncul respons otomatis tubuh terhadap kebohongan tersebut.

Sebab tubuh si anak tidak lagi menganggap perbuatan yang ia lakukan, ucapan yang ia sampaikan, sebagai sesuatu yang salah. Fatalnya, kebiasaan ini akan terus terbawa hingga dewasa. Percaya gak percaya, dari “sekadar” bohong, anak-anak bisa jadi bermental manipulatif.

Taukah kamu, mental manipulatif itu apa? Itulah cikal bakal psikopat. Psikopat tak harus berurusan dengan bunuh membunuh, bisa jadi penjahat kelamin, koruptor, atau pelaku kejahatan lain yang dari tampilannya tak terlihat sebagai penjahat sama sekali.

Makanya, dari sekarang cegah anak-anak dari perilaku tukang bohong. Jika tanda atau ciri anak berbohong di atas kamu dapati pada adik, keponakan, atau anakmu, sebaiknya cari tau kenapa mereka bohong, dan temukan solusi yang tepat. Segera!

8 comments

  1. wah penting banget nih bagi saya di dunia pendidikan, memang sering menemukan anak-anak yang berbohong kenapa tidak mengerjakan tugas PJJ?. Alasannya ada yang hapenya rusak, tidak ada kuota, tidak masuk grup kelas, hape punya kakaknya dan lain-lain. Ada yang benar ada juga yang bohong sih dari tatapan mata dan cara bicaranya.. terima kasih ada tambahan baru setelah membaca artikel ini

    ReplyDelete
  2. iya sering banget aku juga denger omongan "anak kecil ga mungkin boong"
    ehhh sapa tau karna lingkungan juga dan ikut-ikutan temennya akhirnya dimulailah boong dikit dikit teruss terbiasa

    ReplyDelete
  3. sebetulnya setiap anak tahu kalo berbohong itu gak boleh

    sayangnya orangtua malah ngasih contoh

    jadi deh mereka meniru dan keterusan :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. Nah iya, ini sering banget terjadi. Padahal ortu adalah 1st model bagi anak2

      Delete
  4. wah iya, harus diwaspadai ni
    makanya harus ada langkah preventif dari ortu ya mbak
    biar anak g jadi pembohong

    ReplyDelete
  5. aku masih bingung nih mbak menghadapi anakku. dia kadang suka bercerita yang menurutku sih imajinasinya aja tapi kadang dia juga suka pura-pura bohong sama aku. jadi bingung gimana menyikapinya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Pura2 bohong itu gmn ya? 😅
      Aku klo dengar anak2 cerita lebay, kusaranin anakku spy ngoreksi ybs tanpa ketauan yg lain. Klo anak2ku sendiri sjk dlu banget insyaallah sdh kuajari gak boleh ngomongin yg gak ada. Semoga mrk istiqomah, aamiin

      Delete
  6. Kejujuran memang sangat penting diterapkan sejak kecil karena kalau udah terlanjur suka bohong nanti jadi terbawa terus sampai dewasa. makash Mbak tipsnya berguna banget bagi orang tua dan pendidik.

    ReplyDelete